Penyebab insomnia bisa bervariasi. Bedanya, insomnia primer tidak terkait dengan penyakit lain. Sebaliknya, insomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain. Berikut adalah penjelasannya:
Insomnia primer
Insomnia primer dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab insomnia primer adalah hal yang memicu stres, seperti terlalu memikirkan pekerjaan, kondisi kesehatan, atau keuangan. Stres juga bisa disebabkan oleh peristiwa duka, seperti perceraian dan sakit atau kematian yang menimpa pasangan atau keluarga dekat.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan insomnia primer adalah:
1. Kebiasaan buruk yang dilakukan sebelum tidur, seperti:
PENYEBAB GEJALA DIAGNOSIS PENGOBATAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
Penyebab Insomnia
facebook twitter share to email line chat whatsapp
Penyebab insomnia bisa bervariasi. Bedanya, insomnia primer tidak terkait dengan penyakit lain. Sebaliknya, insomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain. Berikut adalah penjelasannya:
Insomnia primer
Insomnia primer dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab insomnia primer adalah hal yang memicu stres, seperti terlalu memikirkan pekerjaan, kondisi kesehatan, atau keuangan. Stres juga bisa disebabkan oleh peristiwa duka, seperti perceraian dan sakit atau kematian yang menimpa pasangan atau keluarga dekat.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan insomnia primer adalah:
1. Kebiasaan buruk yang dilakukan sebelum tidur, seperti:
Makan terlalu banyak
Menggunakan komputer atau smartphone
Menonton televisi
2. Faktor lingkungan, seperti:
Suara bising
Lampu yang terlalu terang
Suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas.
3. Jadwal tidur yang tidak teratur, misalnya karena pergantian jam kerja
Insomnia sekunder
Sejumlah penyakit atau kondisi medis yang dapat menyebabkan insomnia sekunder, meliputi:
1. Gangguan psikologi, antara lain:
Gangguan kecemasan
Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
Gangguan bipolar
Depresi
2. Kondisi yang menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat malam hari, misalnya:
Gangguan hormon, seperti hipertiroidisme yang menyebabkan jantung berdebar-debar bahkan saat istirahat, atau menopause yang menyebabkan badan terasa panas di malam hari
Gangguan otot dan sendi, misalnya radang sendi (artritis) dan fibromyalgia, yang menyebabkan nyeri
Gangguan berkemih, akibat pembesaran prostat atau diabetes, yang menyebabkan bolak-balik ke kamar mandi di malam hari
Gangguan pencernaan, misalnya GERD, yang menyebabkan perut terasa panas dan penuh saat berbaring
Gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis, yang dapat menyebabkan kecemasan karena sulit bernapas
3. Gangguan kesehatan lain, seperti:
Gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson atau penyakit Alzheimer, yang menyebabkan gangguan pada zat kimia otak yang mengendalikan rasa kantuk dan tidur
Gangguan tidur, seperti restless leg syndrome dan sleep apnea, yang menyebabkan penderita terbangun berkali-kali di malam hari
4. Gaya hidup tidak sehat, seperti:
Merokok
Menyalahgunakan NAPZA
Mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
Faktor Risiko Insomnia
Insomnia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
Jenis kelamin wanita
Perubahan hormon selama menstruasi dan dalam masa menopause bisa mengganggu pola tidur. Selain itu, insomnia juga sering terjadi pada masa kehamilan.
Usia di atas 60 tahun
Kondisi kesehatan dan pola tidur dapat berubah seiring pertambahan usia sehingga meningkatkan risiko insomnia.
Kondisi medis
Risiko insomnia semakin besar pada seseorang yang menderita gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental, terutama yang sudah berlangsung lama (kronis).
Perubahan jadwal aktivitas
Jadwal kegiatan yang berganti-ganti dapat mengganggu pola tidur, misalnya pergantian jadwal dalam bekerja.
Stres
Stres ringan dapat menyebabkan insomnia sementara. Makin berat dan lama stres yang dirasakan, risiko terjadinya insomnia kronis akan makin tinggi. Contoh stres yang sekarang banyak ditemui dapat menyebabkan insomnia adalah stres akibat pandemi COVID-19 dan perubahan yang terjadi karenanya.
5. Obat-obatan, meliputi:
Antidepresan, seperti fluoxetine dan protriptyline
Obat asma, seperti teofilin
Obat dekongestan
Obat tekanan darah tinggi, seperti penghambat beta
Obat yang mengandung kafein, seperti obat alergi dan obat pereda nyeri